ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
CVA / STROKE
INFARK
I.PENDAHULUAN.
CVA atau Cerebro
Vaskuler Accident biasa di kenal oleh masyarakat dengan istilah Stroke.Istilah
ini lebih populer di banding CVA.Kelainan ini
terjadi pada organ otak.Lebih tepatnya adalah Gangguan Pembuluh Darah
Otak.Berupa penurunan kualitas pembuluh darah otak.Stroke menyebabkan angka
kematian yang tinggi.
Kejadian
sebagian besar dialami oleh kaum lai-laki daripada wanita (selisih 19 % lebih tinggi)dan usia umumnya di atas 55
tahun.
II.PENYEBAB dan KLASIFIKASI.
Pecahnya
pembuluh darah otak sebagian besar diakibatkan oleh rendahnya kualitas pembuluh
darah otak.Sehingga dengan adanya tekanan darah yang tinggi pembuluh darah
mudah pecah.
Faktor resiko
terjadinya stroke ada 2 :
1.Faktor resiko yang dapat
diobati / dicegah :
§ Perokok.
§ Penyakit jantung ( Fibrilasi Jantung )
§ Tekanan darah tinggi.
§ Peningkatan jumlah sel darah merah ( Policitemia).
§ Transient Ischemic Attack ( TIAs)
2.Faktor resiko yang tak dapat
di rubah :
§ Usia di atas 65.
§ Peningkatan tekanan karotis ( indikasi terjadinya artheriosklerosis
yang meningkatkan resiko serangan stroke).
§ DM.
§ Keturunan ( Keluarga ada stroke).
§ Pernah terserang stroke.
§ Race ( Kulit hitam lebih tinggi )
§ Sex ( laki-laki lebih 30 % daripada wanita ).
Secara patologik
suatu infark dapat di bagi dalam :
1.
Trombosis pembuluh darah ( trombosis serebri ).
2.
Emboli a.l dari jantung (emboli serebri ).
3.
Arteritis sebagai akibat lues /
arteritis temporalis.
KLASIFIKASI
:
Secara klinis stroke di bagi menjadi :
1.
Serangan Ischemia Sepintas (
Transient Ischemia Attack / TIA ).
2.
Stroke Ischemia ( Stroke non
Hemoragik ).
3.
Stroke Hemoragik.
4.
Gangguan Pembuluh Darah Otak
Lain.
Sumber :
2000, Harsono ED, Kapita Selekta
Neurologi, Gajah Mada UP, hal : 84.
III.PATOFISIOLOGI.
Faktor penyebab :
Kualitas pembuluh darah tidak baik
Trombosis pembuluh darah ( trombosis serebri ).
Emboli a.l dari jantung (emboli serebri ).
Arteritis
sebagai akibat lues / arteritis temporalis.
Penurunan Blood Flow
ke otak
|
Ischemia dan hipoksia
jaringan otak
Infark otak
EDEMA JARINGAN OTAK
|
||||
|
||||
Kematian sell otak
Kerusakan
sistem motorik dan sensorik
( DEFICIT NEUROLOGIS )
§ Kelumpuhan / hemiplegi
§ Kelemahan / paralyse
§ Penurunan kesadaran
dan Dysphagia
(Sumber : Susan C.dewit, ESSENTIALS
OF MEDICAL SURGICAL NURSING, W.B SOUNDERS COMPANY, 1998, hal.350 dan
363).
IV.TANDA DAN GEJALA.
1.
Jika terjadi peningkatan TIK
maka dijumpai tanda dan gejala :
§ Perubahan tingkat kesadaran : penurunan orientasi dan respons
terhadap stimulus.
§ Perubahan kemampuan gerak ekstrimitas : kelemahan sampai paralysis.
§ Perubahan ukuran pupil : bilateral atau unilateral
dilatasi.Unilateral tanda dari perdarahan cerebral.
§ Perubahan tanda vital : nadi rendah, tekanan nadi melebar, nafas
irreguler, peningkatan suhu tubuh.
§ Keluhan kepala pusing.
§ Muntah projectile ( tanpa adanya rangsangan ).
2.Kelumpuhan dan
kelemahan.
3.Penurunan
penglihatan.
4.Deficit
kognitif dan bahasa ( komunikasi ).
5.Pelo /
disartria.
6.Kerusakan
Nervus Kranialis.
7.Inkontinensia
alvi dan uri.
V.PENATALAKSANAAN MEDIK.
A.PEMERIKSAAN PENUNJANG.
1.LABORATORIUM.
§ Hitung darah lengkap.
§ Kimia klinik.
§ Masa protombin.
§ Urinalisis.
2.DIAGNOSTIK.
§ SCAN KEPALA
§ Angiografi serebral.
§ EEG.
§ Pungsi lumbal.
§ MRI.
§ X ray tengkorak
B.PENGOBATAN.
1.Konservatif.
a.Pemenuhan
cairan dan elektrolit dengan pemasangan infus.
b.Mencegah
peningkatan TIK.
§ Antihipertensi.
§ Deuritika.
§ Vasodilator perifer.
§ Antikoagulan.
§ Diazepam bila kejang.
§ Anti tukak misal cimetidine.
§ Kortikosteroid : pada kasus ini tidak ada manfaatnya karena klien akan mudah terkena infeksi,
hiperglikemi dan stress ulcer/perdarahan lambung.
§ Manitol : mengurangi edema otak.
2.Operatif.
Apabila upaya
menurunkan TIK tidak berhasil maka perlu dipertimbangkan evakuasi hematom
karena hipertensi intrakranial yang menetap akan membahayakan kehidupan klien.
3.Pada fase sub akut / pemulihan ( > 10 hari ) perlu :
§ Terapi wicara.
§ Terapi fisik.
§ Stoking anti embolisme.
VI. KOMPLIKASI DAN PENCEGAHAN
STROKE.
§ Aspirasi.
§ Paralitic illeus.
§ Atrial fibrilasi.
§ Diabetus insipidus.
§ Peningkatan TIK.
§ Hidrochepalus.
PENCEGAHAN :
§ Kontrol teratur tekanan darah.
§ Menghentikanmerokok.
§ Menurunkan konsumsi kholesterol dan kontrol cholesterol rutin.
§ Mempertahankan kadar gula normal.
§ Mencegah minum alkohol.
§ Latihan fisik teratur.
§ Cegah obesitas.
§ Mencegah penyakit jantung dapat mengurangi resiko stroke.
VI.ASUHAN KEPERAWATAN.
A.PENGKAJIAN
BIODATA
Pengkajian biodata di fokuskan pada :
Umur : karena usia di atas 55 tahun
merupakan resiko tinggi terjadinya serangan stroke.Jenis kelamin : laki-laki
lebih tinggi 30% di banding wanita.Ras :
kulit hitam lebih tinggi angka kejadiannya.
KELUHAN UTAMA.
Biasanya klien datang ke rumah sakit dalam
kondisi : penurunan kesadaran atau koma serta disertai kelumpuhan dan keluhan
sakit kepala hebat bila masih sadar.
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN.
Jenis CVA Bleeding memberikan gejala yang
cepat memburuk.Oleh karena itu klien
biasanya langsung di bawa ke Rumah Sakit.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU.
Perlu di kaji adanya riwayat DM,
Hipertensi, Kelainan Jantung, Pernah TIAs, Policitemia karena hal ini
berhubungan dengan penurunan kualitas pembuluh darah otak menjadi menurun.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG.
Kronologis peristiwa CVA Bleeding sering setelah melakukan aktifitas tiba-tiba terjadi keluhan neurologis misal :
sakit kepala hebat, penurunan kesadaran sampai koma.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA.
Perlu di kaji mungkin ada anggota keluarga
sedarah yang pernah mengalami stroke.
PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI.
Apabila telah mengalami kelumpuhan
sampai terjadinya koma maka perlu klien membutuhkan bantuan dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari dari bantuan
sebagaian sampai total.Meliputi :
§
mandi
§
makan/minum
§
bab / bak
§
berpakaian
§
berhias
§
aktifitas mobilisasi
PEMERIKSAAN FISIK DAN OBSERVASI.
BI ( Bright / pernafasan).
Perlu di kaji adanya :
§ Sumbatan jalan nafas karena penumpukan sputum dan kehilangan refleks
batuk.
§ Adakah tanda-tanda lidah jatuh ke belakang.
§ Auskultasi suara nafas mungkin ada tanda stridor.
§ Catat jumlah dan rama nafas
B2 ( Blood / sirkulasi ).
Deteksi adanya : tanda-tanda peningkatan
TIK yaitu peningkatan Tekanan Darah
disertai dengan pelebaran nadi dan penurunan jumlah nadi.
B3 ( Brain / Persyarafan, Otak )
Kaji adanya keluhan sakit kepala
hebat.Periksa adanya pupil unilateral,
Observasi tingkat kesadaran .
B4 ( Bladder / Perkemihan ).
Tanda-tanda inkontinensia uri.
B5 ( Bowel : Pencernaan )
Tanda-tanda inkontinensia alfi.
B6 ( Bone : Tulang dan Integumen ).
Kaji adanya kelumpuhan atau
kelemahan.Tanda-tanda decubitus karena tirah baring lama.Kekuatan otot.
SOSIAL INTERAKSI.
Biasanya di jumpai tanda kecemasan karena
ancaman kematian diekspresikan dengan menangis, klien dan keluarga sering
bertanya tentang pengobatan dan kesembuhannya.
B.DIAGNOSA YANG MUNCUL.
1.
Resiko peningkatan TIK
berhubungan dengan penambahan isi otak sekunder terhadap perdarahan otak .
2.
Intoleransi aktifitas (ADL)
berhubungan dengan kehilangan kesadaran,kelumpuhan.
3.
Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.
4.
Defisit perawatan diri
berhubungan dengan kelemahan dan kelumpuhan.
5.
Kecemasan (ancaman kematian) berhubungan dengan kurang informasi prognosis dan terapi.Kurang
pengetahuan prognosis dan terapi berhubungan dengan kurang informasi, salah
interpretasi.
6.
Resiko injury berhubungan
dengan kelemahan dan kelumpuhan, penurunan kesadaran.
7.
Gangguan nutrisi (kurang dari
kebutuhan tubuh ) berhubungan dengankesulitan menelan(disfagia), hemiparese dan
hemiplegi.
8.
Inkoninensia uri berhubungan
dengan defisit neurologis.
9.
Inkontinensia alfi berhubungan
dengan kerusakan mobilitas dan kerusakan
neurologis.
10. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan penurunan
mobilitas, parise dan paralise.
11. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan ketidakmampuan bicara
verbal atau tidak mampu komunikasi.
12. Gangguan persepsi sensori : perabaan yang berhubungan dengan
penekanan pada saraf sensori.
13. Resiko terjadinya : kekeringan kornea, Pneumonia ortostatik
sekunder kehilangan kesadaran.
C.INTERVENSI KEPERAWATAN.
Rencana keperawatan dari diagnosa
keperawatan diatas adalah :
1.RESIKO PENINGKATAN TIK BERHUBUNGAN DENGAN PENAMBAHAN
ISI OTAK SEKUNDER TERHADAP
HIPOKSIA, EDEMA OTAK.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengalami
peningkatan tekanan intra kranial .
Kriteria hasil :
Tidak terdapat
tanda peningkatan tekanan intra kranial :
§ Peningkatan tekanan darah.
§ Nadi melebar.
§ Pernafasan cheyne stokes
§ Muntah projectile.
§ Sakit kepala hebat.
Pencegahan TIK
meningkat di laksanakan.
Intervensi.
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK
§
tekanan darah
§
nadi
§
GCS
§
Respirasi
§
Keluhan sakit kepala hebat
§
Muntah projectile
§
Pupil unilateral
|
Deteksi dini peningkatan TIK untuk
melakukan tindakan lebih lanjut.
|
2.
|
Tinggikan kepala tempat tidur 15-30
derajat kecuali ada kontra indikasi.Hindari mengubah posisi dengan cepat.
|
Meninggikan kepala dapat membantu
drainage vena untuk mengurangi kongesti vena.
|
3.
|
Hindari hal-hal berikut :
Masase karotid
Fleksi leher atau rotasi > 45 derajat.
Rangsangan anal dengan jari(boleh tapi
dengan hati-hati ) hindari mengedan, fleksi ekstrem panggul dan lutut.
|
Masase
karotid memperlambat frekuensi jantung dan mengurangi sirkulasi
sistemik yang diikuti peningkatan sirkulasi secara tiba-tiba.
Fleksi atau rotasi ekstrem leher
mengganggu cairan cerebrospinal dan
drainage vena dari rongga intra kranial.
Aktifitas ini menimbulkan manuver
valsalva yang merusak aliran balik vena dengan kontriksi vena jugularis dan
peningkatan TIK.
|
4.
|
Konsul dokter untuk mendapatkan pelunak
feces jika di perlukan.
|
Mencegah konstipasi dan mengedan yang
menimbulkan manuver valsalva.
|
5.
|
Pertahankan lingkungan tenang, sunyi dan pencahayaan redup.
|
Meningkatkan istirahat dan menurunkan
rangsangan membantu menurunkan TIK.
|
6.
|
Berikan obat-obatan sesuai dengan
pesanan:
§
Anti hipertensi.
§
Anti koagulan.
§
Terapi intra vena pengganti
cairan dan elektrolit.
§
Pelunak feces.
§
Anti tukak.
§
Roborantia.
§
Analgetika.
§
Vasodilator perifer.
|
§
Menurunkan tekanan darah.
§
Mencegah terjadinya trombus.
§
Mencegah defisit cairan.
§
Mencegah obstipasi.
§
Mencegah stres ulcer.
§
Meningkatkan daya tahan
tubuh.
§
Mengurangi nyeri.
§
Memperbaiki sirkulasi darah
otak.
|
0 komentar:
Posting Komentar