Pages

Ads 468x60px

Jumat, 23 Maret 2012

askep gastritis


ASKEP GASTRITIS
T 
1.      Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambunggambaran klinis yang di rasakan adalah dyspepsia atau indigesti.berdasarkan pemeriksaan endoskopis di temukan eritema mukosa sedangkan hasil foto memperlihatkan irregularitas mukosa.
Gastritis di bagi 2 yaitu:
1)      Gastritis akut
Adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabanya dengan tanda dan gejala yang khas atau suatu peradangan permukaan mukosa lambung dengan kerusakan arosi
2)      Gastritis kronik
Adalah penyebabnya tidak jelas sering bersifat multi faktor dengan perjalanan klinis yang berfariasi.kelainan ini bverkaitan erat dengan infeksi helikobakterpylor dan bersifat menahun

2.      Etiologi
                               I.            Gastritis akut
·         Obat analgetik atau anti inflamasi
·         Merokok
·         Alcohol
·         Bahan kimia
·         Stress
·         Refluk usus/lambung

                            II.            Gastritis kronik
Etiologi gastritis kronik pada umumnya belum di ketahui gastritis kronik biasanya terjadi pada orang tua dan juga sering di jumpai bersama-sama dengan penyakit lain misalnya Anemia penyakit adison atau gondok

3.      Fisiologi
Gaster merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di derah Epigaster lambung terdiri dari abagian atas fundus uteri,berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik,terletak di bawah diafragma di depan pancreas dan linfa menempel di sebelah kiri fundus uteri.

a)      Susunan gaster dari dalam keluar terdiri dari
·         Lapisan dari selaput lender,apabila lambung di kosongkan lapisan ini akan berlipat-lipat yang di sebiut Rugae
·         Lapisan otot melingkar(muskulusaurikularis)
·         Lapisan otot miring (muskulus obliges)
·         Lapiusan otot panjang(muskulus longitudinal)
·         Lapisan jaringan ikat atau serosa(peritoneum)

b)      Fungsi lambung
·         Menampung makanan,menghaluskan dan menghancurkan makanan oleh peristaltic lambung dan getah lambung
·         Getah cerna lambung yang di hasilkan
o   Pepsin fungsinya memecahkan putih telur menjadi asam amino (albumin dan pepton)
o   Asam garam atau HCL fungsinya mengasamkan makanan sebagai anti septic dan desinfektan juga membuat suasana menjadi asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
o   Rennin fungsinya ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari karsinogen
o   Lapisan lambung jumlahnya sedikit  fungsinya memecah lemak menjadi asam lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung



4.      Patofisiologi
Pengaruh makanan yang mengandung bahan kimia oabat-obatan alokohol dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosive) manganggu pertahanan  mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalamj jaringan yang dapat menimbulkan peradangan dengan iritasi yang terus-menerus akan mengakibatkan jaringan neradang dan terjadi perdarahan

5.      Manifestasi Klinik
·         Gastritis akut
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium,mual,muntah,merupakan salah satu keluhan yang sering muncul di temukan pola perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena kemudian di susul tanda-tanda anemia pasca pendarahan
·         Gastritis kronik
Kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan,hanya sebagian kecil mengelu nyeri ulu hati,anoreksia,nausea dan pada pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
Pemeriksaan diagnosis
·         Gastritis akut
Ada 3 cara dalam menegakkan diagnosis yaitu gambaran klinis gambaran lesi mukosa akut di mukosa lambung berupa mukosa erosi atau ulkus di angkat dengan tepi rata pada endoskopis dan gambaran radiologi
·         Gastritis kronik
Gastritis kronik di tegakkan dengan pemeriksaan hispatologi biopsy mukosa lambung perlu pula di lakukan kultur untuk menbuktikan adanya infeksi

6.      Penatalaksanaan
·         Gastritis akut
Faktor utama adalah dengan cara mwnghilangkan etiologinya diet makanan lunak sedikit tapi sering,bila mual muntah dapat di beri anti metik oabat-obatan di tujukan untuk mengatur sekresi asam lambung
·         gastritis kronik
psada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan,yang harus di perhatikan adalah penyakit –penyakit kronik lainya yang di keluhkanyya dapat di hubungkan dengan gastritis kronik




ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

1.      pengkajian
a.       biodata
nama,tempat tanggal lahir,pendidikan terakhir,jenis kelamin,agama,status,perkawinan,alamat,Tb,BB,orang yang terdekat yang bisa di hubungi (nama,umur,alamat,jenis kelamin dan hub dengan klien)

b.      riwayat keluarga
genogram terdiri dari 3 generasi dan masalah-masalah apa yang terdapat pada keluarga tersebut

c.       alasan klien masuk ke panti werdha
menjelaskan sebab dan akibat klien masuk
  1. Aktivitas / Istirahat
    Gejala : kelemahan, kelelahan
    Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

    2. Sirkulasi
    Gejala : - hipotensi (termasuk postural)
    - takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
    - kelemahan / nadi perifer lemah
    - pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)
    - warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
    - kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)

    3.
    Integritas ego
    Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak berdaya.
    Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

    4. Eliminasi
    Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.
    Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
    Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan. Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea).
    Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).
    Haluaran urine : menurun, pekat.

    5. Makanan / Cairan
    Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
    Masalah menelan : cegukan
    Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah
    Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan darah.
    Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

    6. Neurosensi
    Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
    Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume sirkulasi / oksigenasi).

    7. Nyeri / Kenyamanan
    Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi.
    Rasa ketidaknyamanan / distres samar-samar setelah makan banyak
    dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
    Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
    Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.

    8. Keamanan
    Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
    Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis / hipertensi portal)

     
    II  Diagnosa Keperawan
    Menurut Doengoes (1999: 458-466) pada pasien gastritis ditemukan diagnosa keperawatan:

    1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan perdarahan, mual, muntah dan anoreksia.

    Intervensi
    - Catat karakteristik muntah dan / atau drainase
    Rasional : membantu dalam membedakan penyebab distres gaster. Kandungan empedu kuning kehijauan menunjukkan bahwa pilorus terbuka. Kandungan fekal menunjukkan obstruksi usus. Darah merah cerah menandakan adanya atau perdarahan arterial akut.



- Awasi tanda vital
Rasional: perubahan tekanan darah dan nadi dapat digunakan perkiraan kasar kehilangan darah (misal: TD <> 110 diduga 25% penurunan volume atau kurang lebih 1000 ml).

- Awasi masukan dan haluaran dihubungkan dengan perubahan berat badan. Ukur kehilangan darah / cairan melalui muntah, penghisapan gaster / lavase, dan defekasi.
Rasional: memberikan pedoman untuk penggantian cairan.

- Pertahankan tirah baring, mencegah muntah dan tegangan pada saat defekasi. Jadwalkan aktivitas untuk memberikan periode istirahat tanpa gangguan.
Rasional: aktivitas / muntah meningkatkan tekanan intra-abdominal dan dapat mencetuskan perdarahan lanjut.

- Tinggikan kepala tempat tidur selama pemberian antasida
Rasional: mencegah refleks gaster pada aspirasi antasida dimana dapat menyebabkan komplikasi paru serius.

* Kolaborasi
- Berikan cairan / darah sesuai indikasi
Rasional: penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia dan lamanya perdarahan (akut atau kronis)

- Berikan obat sesuai indikasi:
Ranitidin (zantac), nizatidin (acid).
Rasional: penghambat histamin H2 menurunkan produksi asam gaster.
Antasida (misal: Amphojel, Maalox, Mylanta, Riopan)
Rasional: dapat digunakan untuk mempertahankan pH gaster pada tingkat 4,5 atau lebih tinggi untuk menurunkan risiko perdarahan ulang.
Antiemetik (misal: metoklopramid / reglan, proklorperazine / campazine)
Rasional: menghilangkan mual dan mencegah muntah.

2. Risiko tinggi kerusakan perfusi jaringan berhubungan dengan hipovolemia

Intervensi
- Selidiki perubahan tingkat kesadaran, keluhan pusing / sakit kepala
Rasional: perubahan dapat menunjukkan ketidakadekuatan perfusi serebral sebagai akibat tekanan darah arteria.

- Selidiki keluhan nyeri dada
Rasional: dapat menunjukkan iskemia jantung sehubungan dengan penurunan perfusi.

- Kaji kulit terhadap dingin, pucat, berkeringat, pengisian kapiler lambat dan nadi perifer lemah.
Rasional: vasokonstriksi adalah respons simpatis terhadap penurunan volume sirkulasi dan / atau dapat terjadi sebagai efek samping pemberian vasopresin.

- Catat haluaran dan berat jenis urine
Rasional: penurunan perfusi sistemik dapat menyebabkan iskemia / gagal ginjal dimanifestasikan dengan penurunan keluaran urine.

- Catat laporan nyeri abdomen, khususnya tiba-tiba, nyeri hebat atau nyeri menyebar ke bahu
Rasional: nyeri disebabkan oleh ulkus gaster sering hilang setelah perdarahan akut karena efek bufer darah. Nyeri berat berlanjut atau tiba-tiba dapat menunjukkan iskemia sehubungan dengan terapi vasokinstriksi.

- Observasi kulit untuk pucat, kemerahan, pijat dengan minyak. Ubah posisi dengan sering
Rasional: gangguan pada sirkulasi perifer meningkatkan risiko kerusakan kulit.

* Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional: mengobati hipoksemia dan asidosis laktat selama perdarahan akut.

- Berikan cairan IV sesuai indikasi
Rasional: mempertahankan volume sirkulasi dan perfusi

3. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, ancaman kematian, nyeri.

Intervensi
- Awasi respons fisiologi misal: takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan.
Rasional: dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik / status syok.

- Dorong pernyataan takut dan ansietas, berikan umpan balik.
Rasional: membuat hubungan terapeutik.

- Berikan informasi akurat
Rasional: melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan.

- Berikan lingkungan tenang untuk istirahat
Rasional: memindahkan pasien dari stresor luar meningkatkan relaksasi, dapat meningkatkan ketrampilan koping.

- Dorong orang terekat tinggal dengan pasien
Rasional: membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri.

- Tunjukkan teknik relaksasi
Rasional: belajar cara untuk rileks dapat membantu menurunkan takut dan ansietas.


4. Nyeri (akut / kronis) berhubungan dengan luka bakar kimia pada mukosa gaster, rongga oral, iritasi lambung.

Intervensi
- Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10)
Rasional: nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya, dimana dapat membantu mendiagnosa etiologi perdarahan dan terjadinya komplikasi.

- Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri
Rasional: membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.

- Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien
Rasional: makanan mempunyai efek penetralisir asam, juga menghancurkan kandungan gaster. Makan sedikit mencegah distensi dan haluaran gastrin.

- Bantu latihan rentang gerak aktif / pasif
Rasional: menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri / ketidaknyamanan.

- Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan, misal: pijatan punggung, perubahan posisi
Rasional: nafas bau karena tertahannya sekret mulut menimbulkan tak nafsu makan dan dapat meningkatkan mual.

* Kolaborasi
- Berikan obat sesuai indikasi, misal:
Antasida
Rasional: menurunkan keasaman gaster dengan absorbsi atau dengan menetralisir kimia.
Antikolinergik (misal : belladonna, atropin)
Rasional: diberikan pada waktu tidur untuk menurunkan motilitas gaster, menekan produksi asam, memperlambat pengosongan gaster, dan menghilangkan nyeri nokturnal
5.      gangguan pemenuhan nutrisi kurabg dari kebutuhan tubuh b/dgangguan absorsi nutrisi
-          timbang BB setiap hari
untuk mengetahui kekurangan nutrisi klien
-          berikan kebesihan oral klien
untuk meningkatkan nafsu ,makan klien
-          batasi makana yang dapat menyebabkan kram abdomen
karena dapat memperburuk keadaan klien
III. implementasi
   Merupakan pelaksanaan dari asuhan keperawatan yang telah di susun dan di terapkan di dalam situasi yang nyata
  IV. Evaluasi
   Merupakan tahap akhir dalam pembuatan asuhan keperawatan dengan melihat dan mengoservasi apakah implementasi yang di lakukan berhasil atau tidak






DAFTAR PUSTAKA
·         Barbara , E.1998.jilid 1 Rencana Asuhan keperawatan Medikal bedah EGC . Jakarta
·         Deongoes. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC .Jakarta
·         Hendrawan N. 2002. Penyakit manejer .Buku Kompas . Jakarta
·         Soeparman.1993. Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta
·         Sutisna,H. Patologio .FKUI .Jakarta 


0 komentar:

Posting Komentar